Distrik Sota Merauke Titik Nol Kilometer Paling Timur Indonesia

 


Apabila ada sebuah tugu kecil dengan patung Garuda Pancasila di puncaknya dan peta Indonesia persis di bawahnya terlihat di sebuah pertigaan jalan, menandai bahwa perjalanan semakin dekat dengan titik nol km Sota.

INDEPHEDIA.com - Distrik Sota yang berada di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, menjadi lokasi nol kilometer (km) di sisi paling timur Indonesia. Berjarak tempuh 80 km atau sekitar 1,5 jam perjalanan darat dari Kota Merauke, hampir separuh perjalanan dari Kota Merauke menuju ke sana akan menembus Taman Nasional Wasur (TNW).

Flora dan Fauna Taman Nasional Wasur

Taman nasional seluas 4.138 kilometer persegi (km2) ini merupakan lahan basah terluas di Papua, menjadi rumah dari berbagai jenis flora, mulai dari api-api (Avicennia sp.), tancang (Bruguiera sp.), ketapang (Terminalia sp.) hingga kayu putih (Melaleuca sp.).

Ada banyak fauna yang bisa ditemui di sini, mulai dari kanguru pohon (Dendrolagus spadix), kesturi raja (Psittrichus fulgidus), kasuari gelambir (Casuarius casuarius sclateri), dara mahkota/mambruk (Goura cristata), cendrawasih kuning besar (Paradisea apoda novaeguineae), cendrawasih raja (Cicinnurus regius rex), cendrawasih merah (Paradisea rubra), buaya air tawar (Crocodylus novaeguineae) hingga buaya air asin (C. porosus).

Daerah ini apabila musim hujan akan tampak hijau. Namun saat kemarau, yang terlihat dari jalan Trans Papua yang membelah hutan konservasi ini memang pepohonan dan semak belukar sedikit lebih coklat. Terkadang ada yang sengaja membakar dengan harapan segera kembali terlihat hijau, sehingga satwa akan berdatangan.

Meskipun larangan untuk membakar sebenarnya cukup banyak dipasang di sepanjang jalan Trans Papua, dan dengan tegas tulisan di papan-papan peringatan mengingatkan warga untuk meninggalkan budaya membakar hutan, namun tampaknya belum juga berhasil.

Pada satu kesempatan, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Wiratno pernah mengeluhkan perburuan rusa di wilayah taman nasional ini. Ini menjadi pekerjaan rumah untuk menyosialisasikan agar warga tidak lagi melakukan perburuan tersebut. Sulitnya, mana kala panganan dari daging rusa juga menjadi salah satu oleh-oleh khas Merauke.

Di ruas jalan menuju titik nol km Sota juga akan terlihat warga yang sengaja tinggal di hutan untuk membuat minyak kayu putih. Biasanya, mereka akan berada di sana berhari-hari untuk menyuling.

Tugu Garuda Pancasila dan Peta Indonesia

Apabila ada sebuah tugu kecil dengan patung Garuda Pancasila di puncaknya dan peta Indonesia persis di bawahnya terlihat di sebuah pertigaan jalan, menandai bahwa perjalanan semakin dekat dengan titik nol km Sota.

Dari sana setelah berbelok ke arah timur, mulai tampak jalan-jalan lebih kecil lainnya di sisi kanan dan kiri jalan mulus beraspal. Ada sedikit perbedaan memang jika diperhatikan dengan lebih seksama dari kedua sisi tersebut.

Di sisi kiri terlihat pemandangan lebih alami, tampak belum terlalu banyak intervensi. Namun jika melihat di sisi kanan, lebih banyak lahan yang telah tergarap menjadi ladang. Setibanya di perbatasan, tidak lupa untuk melapor ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang dijaga pasukan TNI. 



Patok Perbatasan Indonesia-Papua Nugini


Diketahui, saat ini di Distrik Sota dihuni oleh penduduk asli Papua dan pendatang. Kebanyakan aktivitas penduduk asli memang berburu, sedangkan mereka yang merupakan warga pendatang lebih banyak bertani dan berdagang.

Masih berada di wilayah NKRI, berjalan sekitar 10 hingga 20 meter menuju Desa Wariaber di Papua Nugini (PGN), terlihat gapura dengan tulisan goodbye and see you again another day. Baru setelah itu terpampang dengan sangat jelas huruf-huruf berukuran besar berwarna merah-putih dan kuning yang merangkai kata-kata 0 km Merauke-Sabang di sebelah kiri. Inilah lokasi favorit bagi wisatawan yang berkunjung karena sangat Instagramable.

Di dekat gapura di sisi kanan sebuah pos kecil lainnya berdindingkan bambu dan beratapkan kulit pohon berdiri tegak lengkap dengan bendera Merah-Putih yang berkibar. Pada sebuah kayu kecil yang tergantung di pos kecil tersebut tertulis Proper: Gaudia Petronela S Sos Tahun 2017 Badan Pengelola Perbatasan Negara.

Patok perbatasan hasil survei Indonesia dan Papua Nugini tahun 1983 yang menjadi batas dua negara masih berjarak puluhan meter setelah gapura. Tidak begitu banyak hal yang terlihat setelah melewati patok tersebut, sebuah kotak kayu bergambar bendera Papua Nugini diletakkan di atas sebuah kursi kayu.

Setelah itu, dua sarang semut berukuran sangat besar dengan tinggi mencapai dua hingga tiga meter menjadi obyek yang menarik untuk dieksplorasi di wilayah Papua Nugini. Karena jika ingin melihat desa terdekat masih harus berjalan puluhan meter lagi dari patok bercat putih tadi.

Di titik nol km Sota ini menjadi salah satu destinasi wisata. Di sini selalu ada yang berkunjung. Biasanya akhir pekan menjadi saat teramai warga dari distrik lain berkunjung. Sedangkan tamu dari berbagai provinsi Indonesia juga selalu ada yang berkunjung, bahkan beberapa dari mereka mengincar untuk mendapat sertifikat sebagai bukti telah menginjakan kaki di nol km Indonesia.

Selain itu, Distrik Sota juga menjadi daerah yang sering dikunjungi warga Papua Nugini khususnya warga Desa Wariaber. Ini karena mereka sering melakukan jual-beli, ada pula beberapa warga mereka yang bersekolah di Distrik Sota. (***)
Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top