Menperin: Indonesia Siap Songsong Industri 4.0

 

Indonesia telah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 dengan memilih lima sektor untuk menjadi pionirnya dan menetapkan 10 program prioritas nasional.

SWISS, INDEPHEDIA.com - Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menegaskan, dalam ajang World Economic Forum (WEF) Annual Meeting di Davos, Swiss, Indonesia sudah siap menyongsong era revolusi industri 4.0, yang sudah berada di depan mata.

"Indonesia telah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 dengan memilih lima sektor untuk menjadi pionirnya dan menetapkan 10 program prioritas nasional," ujar Airlangga saat menjadi narasumber pada Indonesia Outlook 2019 sebagai rangkaian kegiatan forum ekonomi global itu, Selasa (22/1/2019) waktu setempat, seperti disampaikan melalui keterangan pers, Rabu (23/1/2019).

Menperin mengatakan, kelima sektor yang dipilih tersebut, yakni industri makanan dan minuman, tektil dan pakaian jadi, otomotif, elektronik, dan kimia. Kelima sektor ini terbukti mampu berkontribusi hingga 60 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) industri manufaktur, kemudian menyumbang 65 persen pada total nilai ekspor dan 60 persen tenaga kerja industri ada di lima sektor tersebut.

Kemenperin memproyeksi lima sekor tersebut mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional masa depan. Aspirasi besarnya pada Making Indonesia 4.0 adalah menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada 2030.

"Kami juga sudah memikirkan strategi, menyusun kebijakan yang dapat menyesuaikan serta model bisnis baru, serta bagaimana memanfaatkannya untuk mendorong daya saing berbasis inovasi, skill dan sustainability," kata Airlangga.

Oleh karenanya, selain pemberian fasilitas insentif fiskal, pemerintah sedang fokus menjalankan program peningkatan kompetensi SDM agar siap memasuki era industri 4.0. Dalam hal ini, Kemenperin telah menggandeng negara Swiss untuk melaksanakan program skill for competitiveness (S4C).

Dari program itu, ada 25 pimpinan politeknik kami yang sedang mengikuti training. Jadi, program itu juga untuk menciptakan ekosistem inovasi. Kemudian, bersama pihak Swiss juga terus mendorong penerapan sistem ganda, yakni 70 persen praktik dan 30 persen teori di seluruh kurikulum politeknik di lingkungan Kementerian Perindustrian. (***)

Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top