Sejarah Bermulanya Nama Lampung dan Kebuayan

 

Warga masyarakat Suku Lampung tempo dulu mengenakan pakaian adat setempat.


INDHEPEDIA.com - Saat ini, daerah di Provinsi Lampung telah berkembang dengan berbagai rupa kemajuan. 

Mengenai asal mula kata "Lampung" sendiri ada beberapa versi yang menyebut tentang asal-muasal nama Lampung.

Anjak Lambung

Ada versi yang mengatakan kalau kata Lampung berasal dari kata anjak lambung yang artinya dari atas. 

Maksudnya, nenek moyang orang Lampung berasal dari atas pegunungan, yaitu dataran tinggi Belalau di kaki Gunung Pesagi. 


Kaki Gunung Pesagi terletak di sebelah timur Danau Ranau atau di hulu Way Semangka, yang bermuara ke Teluk Semangka, Kotaagung. Cerita versi ini seperti ditulis oleh Prof Hilman Hadikusuma.

Pada masa awal, dataran tinggi Belalau dihuni beberapa kebuaian (klan). Karena beberapa alasan, mereka merantau ke seluruh penjuru daerah yang sekarang bernama Lampung. 


Di setiap daerah-daerah baru mereka mendirikan tempat tinggal yang dipimpin oleh kepala-kepala rakyat yang diberi gelar ratu. Struktur sosial ini masih didasari faktor geneologi.


Perkembangan baru muncul setelah terjadi perpecahan-perpecahan dari dalam. Mereka merantau lagi ke daerah baru yang dipimpin oleh umpu.

Poyang Si Lampung

Residen Lampung yang pertama memerintah antara tahun 1829—1834 dikatakan berasal dari nama Poyang si Lampung. 


Kata ini diperoleh dari sebuah kitab berjudul Sejarah Majapahit, yang ditemukan di daerah Lampung pada 1818. 

Dalam kitab tersebut diceritakan, Sang Dewa Senembahan dan Widodari Sinuhun mempunyai tiga keturunan.


Ketiga keturunanya itu, masing-masing Si Jawa sebagai ratu Majapahit, Si Pesudayung sebagai raja Pajajaran dan si Lampung, sebagai ratu Belalau. 


Si Lampung berkedudukan di Sekala Bkhak di kaki Gunung Pesagi. Anak keturunannya sekarang menyebar ke seluruh penjuru Lampung.


Bahkan, anak keturunan Si Lampung itu sebarannya sampai ke Ranau, Komering dan Kayuagung (Kabupaten OKI, Provinsi Sumatera Selatan sekarang) sejak abad 15 Masehi.

Menurut Hilkman Hadikusuma, orang Lampung (ulun Lampung) adalah orang Lampung asli, yaitu orang yang asal-usul keturunannya dari zaman Tulangbawang dan Sekala Bkhak, yang berbahasa dan beradat Lampung.
 

Karena di Lampung terkenal dengan dua dialek bahasa, orang Lampung asli (ulun Lampung) disebut juga ruwa jurai atau dua kelompok keturunan. 


Saat ini, Lampung juga disebut dengan Sang Bumi Ruwa Jurai, yang artinya bumi kediaman mulia dari kedua masyarakat yang berbeda asal-usul.

Sementara, masyarakat Lampung sebagai masyarakat adat dibagi menjadi dua golongan, yaitu Pepadun dan Peminggir yang disebut juga Pesisir.

Geneologi Masyarakat Lampung

Ada beberapa geneologi dalam tatanan masyarakat Lampung, yang terbesar adalah buay, yang mendiami suatu wilayah yang dinamakan marga (mergo, mego). 


Sedangkan, marga terdiri dari beberapa tiyuh. Kata lain dari tiyuh adalah anek, pekon, atau lazim disebut kampung yang didiami beberapa suku. 

Jadi, buay (buai) atau kebuayan (kebuaian), terdiri dari beberapa suku (klan) yang disebut sub-kebuayan. Suku-suku yang mendiami tiyuh terdiri dari beberapa cakki atau keluarga luas. 


Cakki terbentuk dari beberapa nuwo atau keluarga batin. Nuwo awalnya tinggal di sebuah umbulan yang sifatnya sementara. Namun, perkembangan umbul menjelma menjadi sebuah cakki. 

Kemudian, cakki tersebut diresmikan menjadi sebuah suku dan seterusnya dalam sebuah upacara adat di Lampung. 


Berdasarkan hal itu, jelaslah bahwa marga, tiyuh dan umbul mengacu pada wilayah. Sedangkan buay, suku, cakki dan nuwo mengacu pada kesatuan geneologis. (*)


Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top