Benteng Fort Rotterdam, Makassar

 


INDEPHEDIA.com - Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang merupakan objek wisata sejarah terletak di pinggir pantai sebelah barat di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).


Benteng bersejarah ini dibangun pada masa Kesultanan Gowa yang pernah berjaya pada abad ke-17 Masehi.

Benteng yang dibangun tahun 1545 oleh Raja Gowa X, Imanrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung atau Karaeng Tunipalanga Ulaweng ini, lokasinya mudah dijangkau. 


Hal itu karena letak benteng berada di dalam kota, tepatnya berada di depan pelabuhan laut Kota Makassar, sekitar dua kilometer dari Pantai Losari.

Seperti halnya arsitektur benteng yang bergaya Portugis, benteng ini berbentuk segi empat, dan berbahan dasar campuran batu dan tanah liat yang dibakar hingga kering. 


Pada masa pemerintahan Raja Gowa XIV, tembok benteng diganti menjadi batu padas berwarna hitam.

Pada masa penjajahan Belanda, sebagian benteng ini pernah porak-poranda akibat pecahnya perang. 


Ketika itu, armada perang VOC yang dipimpin Gubernur Jendral Admiral Cornelis Janszoon Speelman berperang melawan Kesultanan Gowa sejak tahun 1666.

Penyerangan itu sendiri bertujuan untuk menguasai jalur perdagangan rempah-rempah dan sekaligus memperluas daerah kekuasaan Belanda. 


Setelah menggempur Kesultanan Gowa selama setahun lebih, pasukan perang Belanda pimpinan Speelman berhasil menang. 


Lalu, Belanda memaksa Sultan Hasanuddin menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667.

Bagian benteng yang hancur kembali dibangun Gubernur Jenderal Speelman namun disesuaikan dengan gaya arsitektur Belanda. 


Benteng yang tadinya berbentuk persegi empat dan memiliki empat bastion, ditambah lagi dengan satu bastion di sebelah barat.

Bastion adalah bangunan kokoh yang ditempatkan lebih tinggi di setiap sudut benteng dan di atasnya ditempatkan kanon atau meriam. 


Nama benteng kemudian diubah menjadi Fort Roterdam, sesuai dengan tempat kelahiran Speelman.

Saat itu, Benteng Fort Rotterdam difungsikan sebagai pusat perdagangan dan gudang hasil bumi serta rempah-rempah.


Benteng itu juga sekaligus menjadi pusat pemerintahan Belanda di wilayah timur Nusantara.

Jika kamu berkunjung ke Benteng Fort Rotterdam, jangan pernah membayangkan suasana seram dan angker karena bangunannya yang sudah tua. 


Sebab, benteng bersejarah ini bukanlah tempat yang kosong melompong tetapi keberadaannya difungsikan dengan baik.

Benteng ini digunakan pemerintah setempat sebagai Pusat Kebudayaan Makassar dan difungsikan sebagai perkantoran. 


Sehingga membuat lingkungan benteng bersejarah peninggalan Belanda tersebut menjadi bersih, rapi dan terawat.

Di tempat bersejarah ini, selain dapat melihat-lihat benteng secara gratis, kamu juga bisa mendatangi Museum La Galigo.


Di benteng ini juga kamu dapat melihat ruangan sempit tempat Pangeran Diponegoro ditahan setelah ditangkap Belanda di Jawa dan banyak lagi lainnya. 


Bagi kamu penyuka sejarah, jangan lewatkan berkunjung ke benteng ini bila akan maupun saat berada di Makassar. (SJ/IN/*)


Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top