Kerajaan Koying Menurut Sumber Berita China

 
Sumber Foto: Wikipedia

INDEPHEDIA.com - Kerajaan Koying merupakan salah satu kerajaan yang diperkirakan pernah ada di Pulau Sumatera. 

Mengenai lokasi persis kerajaan ini masih diperdebatkan. Namun, sejumlah sejarawan menduga Kerajaan Koying terletak 5.000 li di timur Tu-pho atau Chu-po (Tupo, Muara Tebo, Provinsi Jambi). 

Kerajaan ini, melansir dari Wikipedia dan berbagai sumber, didirikan pada sekitar 220 Masehi dan dibubarkan pada 644 Masehi. 

Mengenai keberadaan Kerajaan Koying sebagian besar didapat dari sumber berita-berita China, baik catatan utusan Tiongkok maupun ensiklopedia. 

Catatan yang dibuat oleh K’ang-tai, utusan dari Dinasti Wu di Selatan, dan Wan-Chen, gubernur Dinasti Wu di Tan dekat Nankin antara tahun 222-280, menyebut tentang adanya negeri Koying.

Keberadaan Koying juga ditulis oleh Tu-Yu. Di dalam tulisan itu, Koying disebut sebagai Chia-Ying (375). 

Dalam catatan China diterangkan, di Kerajaan Koying terdapat gunung api (di utara) dan ada teluk bernama Wen di sebelah selatannya. Dalam teluk itu ada pulau bernama P’u-lei atau pulau. 

Mengenai negeri ini juga dimuat dalam ensiklopedia T’ung-tien yang ditulis oleh Tu-yu (375-812) dan disalin oleh Ma-tu-an-lin dalam ensiklopedia Wen-hsien-t’ung-k’ao. 

Selain Koying, di Jambi antara abad ke-3 sampai 5 Masehi berdiri juga Kerajaan Tupo dan Kandali atau Kantoli (Sartono, 1992).

Koying, menurut data China, memiliki pelabuhan dan telah aktif mengadakan perdagangan, terutama dengan berbagai daerah di bagian barat Pulau Sumatera. 

Catatan China tentang hal itu didapatkan dari sumber India dan Funan (Vietnam) karena pengiriman perutusan ke dan perdagangan langsung dengan China belum dilakukan. 

Penduduk Koying dilaporkan sangat banyak dan menghasilkan pinang, mutiara, emas, perak, batu giok dan batu kristal.

Berdasarkan catatan yang dibuat pada masa Kaisar Wu Di (140 SM – 87 SM) dari Dinasti Han, nama Raja Koying adalah Dewawarman. 

Catatan tersebut menyebutkan telah terdapat hubungan resmi antara Dinasti Han dengan sebuah kerajaan di Jawa atau Sumatera.

Kerajaan dimaksud rajanya bernama Diao Bian (Dewawarman) dalam perdagangan mutiara, batu-batu permata, barang-barang antik, emas dan bermacam kain sutra. 

Dalam catatan sejarah, Dewawarman gelar raja di Kerajaan Salakanagara, yang berdiri di pesisir barat Pandeglang, Banten, antara tahun 130 – 362 Masehi.

Hingga abad ke-5 Masehi keberadaan Koying yang pernah dikenal, terutama di Asia, sudah tidak kedengaran lagi.

Diperkirakan, setelah Koying melepaskan kekuasaanya, kejayaan pemerintahan Koying berlahan-lahan meredup dan akhirnya menghilang. (*)

Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top