Belitung Buka Festival Cap Go Meh 2019

 

Perayaan Cap Goh Meh saat ini tidak hanya sebatas sebagai pelestarian tradisi agama dan budaya, namun bagian dari kontes pariwisata untuk kemajuan daerah.

BABEL, INDEPHEDIA.com - Sebagai ajang pelestarian budaya dan promosi pariwisata, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menyelenggarakan dan membuka Festival Cap Go Meh 2019, Rabu (20/2/2019) malam.

Festival ini dibuka Wakil Bupati Kabupaten Belitung, Isyak Meirobie. "Semoga dengan perayaan Cap Go Meh 2019 ini senantiasa membawa kedamaian, keberkahan, dan kesejahteraan untuk kita semua sebagaiman filosofi dari Cap Goh Meh itu sendiri," kata
Isyak Meirobie, di Tanjung Pandan.

Ia mengatakan, perayaan Cap Goh Meh saat ini tidak hanya sebatas sebagai pelestarian tradisi agama dan budaya, namun bagian dari kontes pariwisata untuk kemajuan daerah.

Diceritakannya, dalam catatan sejarah pada masa Dinasti Han (202 SM - 220 SM) dulu, Cap Goh Meh selalu dirayakan dengan penuh kebahagiaan dan keceriaan dengan warna warni lampion yang menghiasi masing-masing rumah penduduk kala itu.

Ia berencana pada tahun depan festival Cap Go Meh di daerah itu nantinya akan dibuat lebih meriah sebagai event pariwisata guna meningkatkan kunjungan wisatawan di daerah itu.

"Tahun depan akan kami buat lebih meriah. Pemerintah daerah saat ini telah menyiapkan 36 festival dan setiap satu bulan akan ada satu festival untuk dipertontonkan kepada wisatawan yang berkunjung ke Belitung," katanya.

Sementara itu, Ketua Panitia Festival Cap Go Meh 2019, Ayie Gardiansyah mengatakan, perayaan Cap Go Meh telah mengakar menjadi kebudayaan lokal melalui proeses akukturasi dalam waktu yang cukup lama secara turun temurun.

"Dalam perayaanya terkandung nilai religi kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, sehinhga patut dilestarikan dalam rangka membentuk karakter dan budi pekerti masyarakat," ujarnya.

Melalui kegiatan Festival Cap Go Meh 2019, ia berharap dapat menjadi momentum wahana perekat rasa persatuan dan kesatuan. "Mari kita jadikan momen ini sebagai wahana perekat persatuan dan kesatuan tidak mengedepankan perbedaan. Jadikan perbedaan sebagai kekayaan sehingga menumbuhkan rasa saling menghormati menghargai," harapnya. (NW/IN/R-03)

Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top