Keraton Yogyakarta Kerjasama Pengkajian Manuskrip dengan UNY

 

Program magang bagi mahasiswa, bisa diikuti oleh mahasiswa baik dari program studi seni maupun bahasa sehingga mereka akan memperoleh sesuatu yang baru, yang jarang diketahui khalayak.

YOGYAKARTA, INDEPHEDIA.com - Dalam program magang mahasiswa serta digitalisasi dan pengkajian naskah kuno atau manuskrip milik keraton, Keraton Yogyakarta sepakat menjalin kerja sama dengan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.

"Kami sepakat untuk bekerja sama dengan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)," kata perwakilan dari Keraton Yogyakarta, KPH Notonegoro, di Yogyakarta, Jumat (22/2/2019).

Sri Sultan Hamengku Buwono X, Notonegoro, saat berkunjung ke FBS UNY dalam rangka sosialisasi kegiatan jumeneng 30 tahun mengatakan, kerja sama dengan akademisi mampu mendorong pelestarian budaya, mengingat sumberdaya manusia di Keraton Yogyakarta terbatas.

"Dalam program magang mahasiswa, misalnya, mahasiswa bisa membantu proses digitalisasi dan pengkajian manuskrip milik keraton. Oleh karena itu, Keraton Yogyakarta membuka kesempatan mahasiswa untuk magang di keraton," katanya.

Sementara, Kerabat Keraton Yogyakarta, RM Marrel Suryokusumo mengatakan, dalam rangka Mangayubagya 30 Tahun Sri Sultan Hamengku Buwono X Bertahta, keraton menyelenggarakan beberapa kegiatan, di antaranya Simposium International on Javanese Studies and Manuscripts of Keraton Yogyakarta pada 5-6 Maret 2019.

"Selain itu, Keraton Yogyakarta juga mengadakan pameran bertajuk `Merangkai Jejak Peradaban Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat` pada 7 Maret hingga 7 April 2019. Pameran diadakan di Pagelaran Keraton Yogyakarta," kata Marrel.

Dekan FBS UNY, Prof Dr Endang Nurhayati menyebutkan, kesepakatan itu akan dituangkan dalam Memorandum of Agreement (MoA). Program magang bagi mahasiswa, bisa diikuti oleh mahasiswa baik dari program studi seni maupun bahasa sehingga mereka akan memperoleh sesuatu yang baru, yang jarang diketahui khalayak.

"Kami juga menawarkan diri untuk ikut membedah naskah yang dipamerkan seperti alih aksara manuskrip dan mendiskusikannya dari berbagai sudut pandang agar orang lain juga mengetahui dan memahami," jelasnya. (NW/IN-R-01)


Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top