Masyarakat Didorong Gerakkan Sektor Pariwisata di Bangka Barat

 
Salah satu pulau yang menjadi tempat wisata sejarah unggulan di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Kabupaten Bangka Barat, khususnya Muntok memiliki potensi luar biasa dalam bidang pariwisata sejarah, bahkan saat ini sudah masuk menjadi salah satu kota pusaka Indonesia.

BABEL, INDEPHEDIA.com - Agar manfaatnya semakin bisa dirasakan, Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mendorong masyarakat ikut bersama-sama menggerakkan sektor pariwisata.

"Perekonomian masyarakat akan semakin berkembang jika kepariwisataan daerah sudah berjalan dengan baik, untuk itu kami harapkan masyarakat ikut berperan aktif di dalamnya," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat, Suwito, di Muntok, Sabtu (16/2/2019).

Ia menjelaskan, Kabupaten Bangka Barat, khususnya Muntok memiliki potensi luar biasa dalam bidang pariwisata sejarah, bahkan saat ini sudah masuk menjadi salah satu kota pusaka Indonesia.

Nilai sejarah yang ada di Muntok cukup banyak, mulai dari sejarah pertambangan timah modern, peristiwa Perang Dunia II, hingga peran Muntok sebagai pengasingan Soekarno-Hatta dan sejumlah pejuang Kemerdekaan RI.

Di samping itu, tata kota Muntok yang terdiri dari tiga kluster, yaitu kluster Melayu, kluster Eropa dan kluster China yang berpadu padan dalam kesejukan kota juga menjadi daya tarik luar biasa yang bisa dinikmati pengunjung di ujung barat Pulau Bangka tersebut.

"Kami berharap masyarakat dan swasta bersama dengan pemerintah semakin solid sehingga ke depan pariwisata bisa menjadi salah satu pilar ekonomi masyarakat dan daerah," katanya.


Dia berharap peran swasta dan warga mampu menangkap berbagai peluang agar potensi kepariwisataan daerah yang ada bisa memberikan kontribusi positif dalam membangkitkan perelonomian masyarakat.

Ia mencontohkan, setiap tahun sejumlah keluarga dan keturunan korban Perang Dunia II yang meninggal di Muntok selalu melakukan kunjungan untuk memeringati tragedi tersebut.

Mereka berasal dari Selandia Baru, Australia dan Belanda, Inggris dan beberapa negara lain yang bisa dimanfaatkan sebagai duta wisata di negara masing-masing.

Menurutnya, pemerintah tidak bisa bergerak sendiri, untuk itu diharapkan warga atau kelompok bisa memanfaatkan potensi tersebut untuk memajukan kepariwisataan daerah. "Pemerintah siap mendukung, namun motornya tetap masyarakat dan swasta," jelasnya. (NW/R-01)

Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top