Hydra, Ular Berkepala Banyak dengan Darah dan Nafas yang Sangat Beracun

 
Hidra yang disebut keturunan Tifon dan Ekhidna itu bersarang di danau Lerna di Argolid. Karenanya, makhluk ini disebut juga Hidra Lerna. Tempat tersebut juga merupakan salah satu jalur masuk menuju dunia bawah. Hydra dikalahkan dan dibunuh Hercules atau Herakles. 



INDEPHEDIA.com - Hydra salah satu hewan mitologi Yunani. Binatang ini digambarkan seperti naga atau ular berkepala banyak. 

Darah dan nafasnya sangat beracun sehingga bisa membunuh manusia. Ada banyak referensi tentang Hydra, baik dalam literatur hingga puisi Yunani.

Hidra yang disebut keturunan Tifon dan Ekhidna itu bersarang di danau Lerna di Argolid. Karenanya, makhluk ini disebut juga Hidra Lerna. 

Tempat tersebut juga merupakan salah satu jalur masuk menuju dunia bawah. Hydra dikalahkan dan dibunuh Hercules atau Herakles. 

Menurut legenda, tidak mungkin memenangkan pertempuran dengan Hydra karena memotong salah satu kepalanya berarti dua lagi akan tumbuh kembali pada tempatnya. 

Suatu ketika, Hercules (lelaki yang diidentikkan dengan kekuatan dan kedewaannya) datang dan menemukan strategi untuk memenangkan pertarungan dengan Hydra. 

Setelah memenggal salah satu kepala binatang buas itu, Hercules yang dikenal putra dewa Jupiter (dalam mitologi Yunani disebut Zeus), dengan cepat membakar tunggulnya sehingga yang baru tidak dapat beregenerasi. 

Kemudian, Hercules melanjutkan melepaskan monster dari kepala yang tersisa, membakar setiap luka saat dia memotongnya. Dengan cara inilah Hydra dapat dikalahkannya.

Tugas Kedua Hercules dari Euristheus Membunuh Hydra

Membunuh Hidra adalah tugas kedua dari Euristheus yang diberikan kepada Hercules atau Herakles setelah dirinya berhasil membunuh Singa Nemea. 

Dalam hidupnya, Hidra keluar dari sarangnya hanya untuk meneror pemukiman penduduk di sekitarnya. 

Begitu tiba di sarang Hidra, yakni rawa-rawa dekat danau Lerna, Herakles menutupi mulut dan hidungnya dengan kain. 

Hal ini untuk melindungi dirinya dari asap beracun. Herakles memanah sarang Hidra dengan panah api. 

Herakles lalu menghadapai Hidra dengan bersenjatakan sabit (menurut lukisan vas awal), sebilah pedang atau sebuah pemukul. 

Setiap kali Herakles memotong salah satu kepala Hidra, dua kepala lainnya akan tumbuh lagi. Herakles lalu menyadari bahwa Hidra memiliki satu kepala yang abadi.

Herakles tahu dia tak akan bisa mengalahkan Hidra sendirian, maka dia pun meminta bantuan pada keponakannya Iolaos. 

Iolaos mendapatkan ide (kemungkinan dari dewi Athena) bahwa mereka harus menggunakan obor. 

Obor itu digunakan untuk membakar leher Hidra yang baru saja terpotong. Dengan cara tersebut kepala Hidra tidak tumbuh lagi.

Dalam versi lainnya, setelah memotong setiap kepala, Herakles mencelupkan pedangnya pada darah dan menggunakannya untuk membakar setiap leher sehingga kepala Hidra tidak tumbuh lagi. 

Melihat keadaan tersebut, Hera mengirim seekor kepiting raksasa untuk mengalihkan perhatian Herakles. 

Kepiting tersebut akhirnya mati diinjak oleh Herakles dan sang pahlawan pun kembali menghadapi Hidra. 

Setelah semua kepalanya yang tak abadi dipotong, Herakles memotong kepala abadi Hidra dan menguburnya di bawah sebuah batu besar di jalan antara Lerna dan Elaios.

Sebelum pergi, Herakles terlebih dahulu mencelupkan semua panahnya ke dalam darah Hidra sehingga kini semua panahnya beracun. 

Hera lalu menempatkan Hidra dan kepiting raksasa di angkasa sebagai rasi bintang Hydra dan Cancer. 

Selesai menjalankan tugasnya, Herakles kembali pada Euristheus, namun ternyata Euristheus menolak penyelesaian tersebut. 

Karena, menurutnya, Herakels dibantu oleh Iolaos sehingga tugas tersebut menjadi tidak sah dan jumlah tugas Herakles masih tetap sembilan.

Herakles nantinya menggunakan panah beracun Hidra untuk membunuh Nessos, seorang Kentaur yang mencoba memperkosa Deianeira, istri Herakles. 

Darah beracun Hidra kemudian menginfeksi darah Nessos yang pada gilirannya ikut meracuni pakaian yang kelak akan dipakai oleh Herakles dan akhirnya membunuh sang pahlawan.

Strabo dan Pausanias melaporkan bahwa bau busuk di Sungai Anigros di Elis, yang menyebabkan ikan-ikan di sana tidak dapat dimakan.

Hal ini diduga disebabkan oleh darah beracun Hidra yang berasal dari panah yang digunakan oleh Herakles untuk membunuh Nessos. (MT/IN/AS)

Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top