Imlek Momentum Menyatukan Semua Budaya dan Kerukunan Antarumat Beragama

 


Baik yang beragama Konghucu maupun tidak dapat merayakannnya dan ikut menikmati suasana Imlek ini.

JAKARTA, INDEPHEDIA.com - Pemimpin jalannya sembahyang di Klenteng Kong Miao, di Taman Mini Indonesia Indah, Andi Wiranata mengatakan, Imlek merupakan momentum untuk menyatukan semua budaya masyarakat, menjaga toleransi dan kerukunan antarumat beragama serta menyambut musim baru.

"Kita harapkan dengan Imlek ini, baik yang beragama Konghucu maupun tidak dapat merayakannnya dan ikut menikmati suasana Imlek ini," kata Andi kepada wartawan di Klenteng Kong Miao di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Selasa (5/2/2019). 




Andi mengharapkan keadilan terjadi pada 2019 untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. "Kita sembahyang untuk bersyukur kepada Tuhan dan menyambut musim semi," kata Andi.

Pada Imlek tahun ini, Klenteng Kong Miao mengadakan sembahyang sejak pukul 09.30 WIB. Umat Konghucu telah berdatangan sejak pagi untuk bersembahyang di tempat itu dan kebanyakan dari merah menggunakan pakaian berwarna merah.

Untuk memeriahkan perayaan Tahun Baru Imlek 2570 Kongzili di kawasan kelenteng itu, setelah sembahnyang diadakan pertunjukan barongsai. Sejak pagi, klenteng telah dipenuhi pengunjung baik umat Konghucu yang mau beribadah maupun pengunjung lain yang ingin melihat suasana dan prosesi sembahyang di tempat tersebut.

Para pengunjung yang datang banyak yang mengabadikan foto dengan mengambil latar klenteng. Klenteng itu dihiasi dengan lampion merah emas mulai dari pintu masuk hingga sekeliling bangunan klenteng.

Perayaan Imlek di klenteng itu mengangkat tema "Penimbunan kekayaan akan menimbulkan perpecahan di antara rakyat, tersebarnya kekayaan akan menyatukan rakyat". (*)


Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top