Darvaza Gas Crater, Tempat Wisata Anti-Mainstream di Turkmenistan

 

Berlokasi sekitar 266 kilometer dari Kota Ashgabat, kawah berisi kobaran api yang memiliki diameter sekitar 70 meter tersebut telah membara selama 47 tahun dengan suhu mencapai 40 derajat celcius tanpa pernah padam sekalipun.

INDEPHEDIA.com - Darvaza Gas Crater atau disebut juga Door to Hell merupakan situs wisata langka penuh misteri di muka bumi ini. 

Darvaza Gas Crater, berupa penomena kawah gas berapi di tengah Gurun Karakum, Desa Darvaza, Turkmenistan. 

Tempat ini pantas dimasukkan ke dalam bucket list para pencari wisata anti-mainstream karena keunikannya.

Berlokasi sekitar 266 kilometer dari Kota Ashgabat, kawah berisi kobaran api yang memiliki diameter sekitar 70 meter tersebut telah membara selama 47 tahun. 

Dengan suhu mencapai 40 derajat celcius tanpa pernah padam sekalipun, Darvaza Gas Crater mengeluarkan kobaran api berwarna merah, mirip seperti api unggun.

Pada siang hari, kawah ini terlihat seperti tempat bekas jatuhnya meteor, karena berupa lubang yang dalam dan semburat hitam bekas terbakar di sekelilingnya. 

Sedangkan, di malam hari, Darvaza Gas Crater mampu menerangi kawasan gurun dengan cahaya apinya yang berasal dari kawah sedalam 20 meter.

Keberadaan wisata anti-mainstream Darvaza Gas Crater masih belum jelas. Berbagai isu bermunculan terkait pembentukannya. 

Salah satu yang terkenal adalah akibat kesalahan peneliti asal Uni Soviet (saat ini Rusia) saat melakukan pengeboran gas alam.


Diketahui, Turkmenistan dikenal memiliki cadangan gas bumi yang berlimpah dari dalam perut bumi. 

Hal ini membuat seorang peneliti Soviet berniat untuk melakukan observasi. Ia melakukan penambangan pada tahun 1971.

Sayangnya, saat itu ia salah melakukan perhitungan. Akibatnya, saat melakukan penambangan, kawasan tempat alat-alat berat yang dia bawa ambruk dan membentuk sebuah lubang besar.

Lubang besar yang terjadi saat akan mengeksploitasi tempat penambangan itu kemudian mengeluarkan gas bumi yang beracun. 

Gas bumi yang campuran gas hidrokarbon dan metana memang tidak mengeluarkan bau, tetapi mampu membuat orang yang menghirupnya kekurangan oksigen apabila terpapar dalam waktu yang lama.

Akhirnya, peneliti tersebut melakukan pembakaran. Salah perhitungan kembali, api pembakaran yang tadinya dikira hanya bertahan selama seminggu ternyata bertahan hingga saat ini.

Setiap tahunnya tidak kurang dari 12-15 ribu wisatawan mengunjungi tempat wisata ekstrem di Turkmenistan ini. 

Saat berkunjung ke wisata anti-mainstream ini, para pengunjung diingatkan untuk selalu berhati-hati dan waspada. 

Pasalnya, Darzava Gas Crater tidak memiliki pagar pelindung, sehingga kamu bisa terperosok ke dalamnya.

Tak hanya itu, daratannya yang sebagian besar berupa gurun juga dilaporkan rentan terjadinya longsor. 

Saking berbahayanya, tempat ini sejak tahun 2004 Presiden Turkmenistan, Gurbanguly, meminta penduduk Darzava untuk pindah ke tempat lain karena alasan keamanan.

Meski demikian, Darzava Gas Crater sangat cocok untuk dimasukkan ke dalam bucket list kamu yang senang dengan wisata anti-mainstream. 

Sebab, di sini kamu bisa menyaksikan pemandangan menakjubkan yang berasal dari api alami di tengah hamparan Gurun Karakum, Turkmenistan. (WS.IN/*)

Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top