Tiket Pesawat Naik, Pariwisata di Palembang Melesu

 


Pariwisata salah satu sektor yang paling diandalkan dapat menyumbang devisa bagi Kota Palembang. Namun, pemerintah daerah tidak bisa berbuat banyak menghadapi gejolak harga tiket.

SUMSEL, INDEPHEDIA.com - Kenaikan tarif tiket pesawat menyebabkan sektor pariwisata Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, saat ini mengalami kelesuan dan secara tidak langsung berdampak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Banyaknya wisatawan berkunjung maka ikut menaikkan pendapatan hotel, kuliner, destinasi wisata, dan pernak-pernik, dampak ekonominya menyebar dari usaha kecil sampai ke bisnis besar. Tapi, dinamika saat ini cukup memprihatinkan," ujar Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, Isnaini Madani, di Palembang, Kamis (23/5/2019).

Ia mengatakan, pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling diandalkan dapat menyumbang devisa bagi Kota Palembang. Namun, pemerintah daerah tidak bisa berbuat banyak menghadapi gejolak harga tiket yang sejak awal 2019 mulai menurunkan jumlah penumpang domestik maupun mancanegara.

Padahal, menurut dia, sektor pariwisata sempat diprediksi melaju cepat pasca Asian Games 2018 dengan munculnya hotel-hotel baru dan destinasi wisata baru di Kota Palembang seperti Kampung Almunawar, Pasar Baba Boen Tjit, Kampung Tuan Kentang, Sekanak Bersolek dan yang paling ditonjolkan yakni Komplek Olahraga Jakabaring.

Kondisi saat ini, jelas Isnaini, seperti tsunami pariwisata jika melihat tingginya angka pembatalan pesawat yang membawa wisatawan, sehingga ada puluhan miliar rupiah devisa gagal masuk ke Kota Palembang.

"Kami berharap seluruh sektor bersinergi menghadapi kondisi ini. Kementerian Pariwisata juga sedang berupaya keras mencari solusi," jelasnya.

Sementara Executive General Manager Bandara SMB II Palembang, Fahroji, mengakui pergerakan pesawat dan penumpang domestik maupun internasional memang mengalami penurunan rata-rata 25 persen selama periode Januari - April 2019. Salah satu dampaknya memang ke sektor pariwisata.

"Kami juga tidak bisa berbuat banyak karena harga tiket itu kewenangan maskapai," ujar Fahroji.

Berdasarkan data, pihaknya selama periode Januari - April 2019, pergerakan penumpang di Bandara SMB II totalnya 1.274.888 orang, jumlah tersebut turun jika dibandingkan periode yang sama pada 2018, yakni 1.666.675 orang, artinya terdapat penurunan 391.787 penumpang.

Sementara, pergerakan pesawat selama periode Januari - April 2019 jumlahnya sebanyak 11.703 dari 15.616 jadwal yang sudah ditetapkan, setidaknya 1.000 penerbangan dibatalkan setiap bulan. (NW.IN/*)
Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top