Kunjungan Wisatawan Domestik ke Museum Timah Indonesia di Pangkalpinang 28.136 Orang

 
Museum Timah Indonesia di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Museum Timah Indonesia merupakan museum teknologi pertimahan yang dikelola PT Timah Tbk. Museum ini didirikan pada 1958 untuk mencatat sejarah pertimahan di Bangka Belitung.

BABEL, INDEPHEDIA.com - Jumlah wisatawan domestik yang berkunjung Museum Timah Indonesia di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada 2018 sebanyak 28.136 orang atau mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya mencapai 31.792 orang.

"Dibandingkan dua tahun terakhir, jumlah pengunjung 2018 mengalami penurunan, karena wisatawan berwisata di Pulau Bangka berkurang," ujar Kepala Museum Timah Indonesia, Muhammad Taufik, di Pangkalpinang, Jumat (8/2/2019).

Ia menjelaskan, pada 2016 jumlah wisatawan nusantara sebanyak 28.798 orang mengalami peningkatan dibandingkan 2017 mencapai 31.792 orang dan mengalami penurunan dibandingkan 2018 hanya 28.136 orang. "Pada tahun ini kita menargetkan kunjungan wisatawan nusantara mencapai 3.565 orang," katanya.

Wisatawan nusantara berkunjung ke museum ini, kata dia, biasanya melalui biro perjalanan wisata, dimana pada 2018 mengalami penurunan yang cukup tinggi. Pengunjung museum ini tidak hanya masyarakat umum, tetapi juga berasal dari pelajar yang ingin mengetahui sejarah penambangan bijih timah pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan tahun ini, pihak pengelola museum terus meningkatkan pelayanan, fasilitas agar pengunjung nyaman dan betah berlama-lama di dalam museum serta ingin kembali berkunjung ke museum bersejarah ini.

"Kami optimistis target kunjungan wisatawan tahun tercapai, karena sarana dan prasanana pendukung museum ini yang semakin baik untuk keamanan serta kenyamanan pengunjung," ujar Taufik.

Museum Timah Indonesia merupakan museum teknologi pertimahan yang dikelola PT Timah Tbk. Museum ini didirikan pada 1958 untuk mencatat sejarah pertimahan di Bangka Belitung.

Museum Timah Indonesia tersebut menempati sebuah gedung bersejarah yang awalnya rumah dinas Hoofdt Administrateur Bangka Tin Winning (BTW). Pada masa perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Bung Karno, Hatta dan para pemimpin tinggi Republik Indonesia diasingkan ke Bangka.

"Para tokoh perjuangan kemerdekaan ini mengadakan perundingan dengan utusan PBB (Komisi Tiga Negara) pada 1948 di gedung tersebut. Pada pertemuan ini akhirnya mengantarkan pada kedaulatan Belanda pada Republik Indonesia pada 1949," jelas Taufik. (*) 
Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top