Liwa Culture Fashion and Food Festival 2019

 

Liwa Culture Fashion and Food Festival dirangkai dengan beberapa perlombaan, di antaranya lomba nyambai, orkes gambus, fashion show, busana daur ulang, tari kreasi, dan bazar makanan Lampung Barat.

LAMPUNG, INDEPHEDIA.com - Untuk melestarikan seni dan budaya daerah, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (Lambar), Provinsi Lampung, menggelar 'Liwa Culture Fashion and Food Festival 2019', di GOR Aji Saka Kawasan Sekuting Terpadu, dimulai dari 2-4 Februari 2019.

Liwa Culture Fashion and Food Festival dirangkai dengan beberapa perlombaan, di antaranya lomba nyambai, orkes gambus, fashion show, busana daur ulang, tari kreasi, dan bazar makanan Lampung Barat.

Palaksanaan kegiatan ini karya dan cita-cita para pemuda Lampung Barat dalam membantu pemerintah mewujudkan visi dan misi menjadikan kabupaten ini hebat dan sejahtera, serta dalam rangka melestarikan seni dan budaya Kabupaten Lampung Barat.

Saat membuka secara resmi Liwa Culture Fashion and Food Festival 2019 di GOR Aji Saka Kawasan Sekuting Terpadu, Sabtu (2/2/2019), Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus mengungkapkan harapan kecintaan dan rasa memiliki budaya daerah sendiri itu harus dikembalikan kepada diri sendiri, masyarakat Lampung Barat.

Karena itu, Bupati Lambar mengajak para peserta dan panitia untuk bahu membahu supaya memiliki semangat yang sama untuk bersama-sama mencintai dan melestarikan seni dan budaya daerahnya sendiri.

Sejumlah perlombaan yang digelar dalam acara tersebut, di antaranya lomba nyambai merupakan yang paling diminati oleh masyarakat, dapat dilihat dari jumlah pesertanya hingga mencapai 152 peserta umun dan pelajar.

Hal tersebut merupakan suatu pencapaian baru sejak terbentuk Kabupaten Lampung Barat, dan dapat diprediksi sejak beberapa tahun terakhir dalam setiap pelaksanaan lomba nyambai selalu terjadi peningkatan peserta yang berkali lipat.

Nyambai secara umum digelar sebagai ajang silaturahmi dan atau ajang perkenalan antara muli dan mekhanai (gadis dan bujang). Lagu-lagu nyambai biasanya erat dengan penyampaian rasa cinta melalui bait-bait lagu yang dilantunkan oleh muli dan mekhanai.

Di penghujung acara syair dan bait lagu nyambai merupakan lagu perpisahan terhadap muli atau mekhanai yang akan mengakhiri masa lajangnya yang dikenal dengan Lagu Semawas, salah satu lagu khas daerah ini. (**)

Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top