Museum Timah Indonesia Muntok Pamerkan Sejarah Pertimahan Abad 10

 

Sejarah pertimahan di bangunan museum yang kental khas arsitektur Eropa ini menjabarkan dengan detail proses peleburan bijih timah di PT Timah dan beberapa sampel timah olahan siap jual.

BABEL, INDEPHEDIA.com - Museum Timah Indonesia di Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, memamerkan sejarah peleburan timah di Pulau Bangka pada abad ke-10.

Sejarah pertimahan di bangunan museum yang kental khas arsitektur Eropa ini menjabarkan dengan detail proses peleburan bijih timah di PT Timah dan beberapa sampel timah olahan siap jual.
    
Di ruang galeri geologi dan eksplorasi serta galeri tambang darat dan laut tersebut dipamerkan peta pertambangan timah di dunia dan Indonesia, alat untuk mengukur kandungan timah, alat pemetaan wilayah, jenis-jenis timah mentah, dan alat eksploitasi timah.
    
Hanya ada dua provinsi di Indonesia yang memiliki kandungan timah besar, yakni Karimun dan Kundur Provinsi Kepulauan Riau serta Pulau Bangka dan Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Di Galeri Peleburan Timah dijelaskan sejarah peleburan logam dari masa ke masa. Peleburan timah pertama di dunia terjadi di Turki pada tahun 1.500 SM ketika seseorang mencampurkan tembaga dan timah menjadi perunggu.

Dalam Galeri Sarana Prasarana memamerkan foto-foto lama kota Muntok tempo doeloe, termasuk peta kota tua Muntok. 

Galeri Bung Karno menampilkan foto ketika Bung Karno dan kawan-kawan diasingkan ke Muntok. Termasuk miniatur Wisma Ranggam dan Wisma Menumbing, gedung tempat tokoh-tokoh diasingkan di Muntok.

"Selama ini PT Timah sangat menghargai sejarah dengan baik. Museum ini tak hanya bercerita tentang timah semata, tetapi juga sejarah dan budaya Indonesia khususnya di Bangka," kata saksi hidup yang memperjuangkan keberadaan museum timah di Pulau Bangka, Tedjo Sujitno, seperti mengutip Antara Babel, di Pangkalpinang, Selasa (19/2/2019).

Menurutnya, museum ini tak hanya tampilan yang bagus dan detail, kilasan sejarah yang terdapat di dalamnya pun diceritakan sangat detail dan runtut.

Tedjo Sujitno yang juga penulis buku "Sejarah Timah" mengatakan selain di Muntok, saat ini Pulau Bangka memiliki museum lain di Pangkalpinang. Meski namanya sama-sama Museum Timah Indonesia, namun ada perbedaan besar di antara keduanya.
   
"Museum di Muntok terdapat galeri peleburan timah yang luasnya separo dari keseluruhan bangunan museum. Sedangkan museum yang di Pangkalpinang sebagai information center-nya," ujarnya.

Pria berusia 82 tahun ini menyatakan kepeduliannya akan sejarah mendorongnya untuk menulis buku sejarah timah hingga dicetak beberapa kali edisi, termasuk memperjuangkan keberadaan museum di Pulau Bangka.

"Latarbelakang saya bukan sejarawan, bukan pula penulis. Tapi, karena belum ada yang menulis sejarah timah Indonesia, maka saya melakukannya. Terkait museum, saya harap ke depannya selain di Muntok dan Pangkalpinang, akan ada juga di area Bangka yang lain," katanya.

Sejarah tentang timah, jelas dia, perlu diketahui oleh masyarakat luas, terutama masyarakat Bangka. "Kalau mengaku cinta Bangka, ya cintai juga sejarahnya," jelasnya. (NW/IN/R-01)

Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top