Patung Kuno yang Unik dan Fenomenal di Peru

 

Setelah diteliti ternyata patung-patung tersebut sebuah Sarkofagus atau makam kuno. Patung-patung ini berada di situs arkeologi Karija dan bertengger di ketinggian tebing kapur.

INDEPHEDIA.com - Misteri peradaban kuno Chachapoyas atau disebut juga “Negeri Masyarakat Awan” di puncak Amazon, Peru ini, hingga kini masih menjadi misteri lantaran minimnya peninggalan yang ditemukan dan jejak-jejak peradabannya.

Sebutan masyarakat awan oleh banyak orang untuk peradaban itu mengacu pada pegunungan Andes yang selalu tertutup awan. Kehidupan dan kebudayaan masyarakatnya juga terbilang unik.

Beberapa patung kuno ditemukan di sekitar 60 km timur laut dari kota Chachapoyas, di Provinsi Luya, Peru. Setelah diteliti ternyata patung-patung tersebut sebuah Sarkofagus atau makam kuno. Patung-patung ini berada di situs arkeologi Karija dan bertengger di ketinggian tebing kapur.


Purunmachos Berusia 600 Tahun 

Sarkofagus yang ditemukan di situs Karija, Peru ini oleh warga lokal disebut dengan Purunmachos yang berarti prajurit awan. Situs ini ditemukan oleh arkeolog Federico Kauffmann di daerah terpencil dan terjal di Andes, Amazon di tahun 1843, tujuh puluh tahun sebelum Machu Picchu dikenal publik.

Setelah diteliti Purunmachos telah berusia 600 tahun. Masyarakat ini tinggal di daerah terpencil yang ditutupi pegunungan yang terjal, diduga kota di ketinggian ini dibangun untuk pertahanan terhadap musuh.

Para arkeolog meyakini, masyarakat ini berkembang pesat pada abad ke-9. Akan tetapi nasib mereka menjadi tak menentu ketika kekaisaran Inca semakin berkembang dan berhasil menakhlukkan mereka 500 tahun yang lalu.

Kemudian sisa-sisa suku Chachapoyas ini berpihak pada Spanyol yang datang pada tahun 1535 untuk berperang melawan suku Inca. Akhirnya, wabah penyakit orang Eropa berupa cacar membuat punah suku ini.

Patung Dihiasi Ornamen Tanduk dan Tengkorak

Sarkofagus yang ditemukan di Peru ini mejadi bukti adanya kehidupan kuno di daerah yang mayoritas dikelilingi tebing curam tersebut. Uniknya, entah bagaimana masyarakat pada zaman itu membawa dan menempatkan peti mati ini di atas tebing tersebut. Sebab, dalam penelitian tidak ditemukan jalan yang bisa diakses menuju tempat tersebut.

Sarkofagus sendiri sebenarnya kuburan atau tepatnya sebuah peti mati yang diukir di batu sebagai tempat mengubur mayat. Setiap patung melambangkan tokoh yang di makamkan di dalamnya. Mungkin bisa dibilang mirip dengan situs-situs makam di Tanah Toraja, Sulawesi.

Enam sarkofagus itu berbentuk patung manusia tanpa kaki dengan kepala yang memiliki rahang yang sangat besar. Beberapa bagian kepala dihiasi dengan ornamen tanduk sementara yang lain bermahkotakan tengkorak manusia yang diduga kuat adalah kepala musuh yang dijadikan piala.

Hanya Tersisa 6 dari 8 Patung

Patung kuno yang juga sarkofagus ini pada awalnya berjumlah 8 tapi kini hanya tersisa 6 saja karena 2 sarkofagus telah hancur secara alami karena umur yang sudah tua. Sarkofagus yang berbentuk kapsul besar yang dibuat dari campuran tanah liat, jerami dan kerikil tersebar pada struktur kayu, dan masing-masing memiliki ruang untuk satu mumi.

Sarkofagus dari situs Karija ini memang bukan satu-satunya yang ada di wilayah Chachapoyas, namun situs ini adalah salah satu yang paling penting. Karena sejarahnya yang sangat misterius ditambah lokasinya yang berada di daerah yang sangat sulit diakses, sehingga saat itu hanya beberapa arkeolog dan kru TV saja yang berhasil mendekati situs tersebut. (UN/R-03)

Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top