Dewa dan Dewi Galia dalam Mitologi Kelt

 
Dewa Kelt, Sucellus. (Sumber Foto: Mensagenscomamor)

INDEPHEDIA.com - Dalam kehidupan manusia, dewa (maskulin) dan dewi (feminin) adalah entitas supranatural yang menguasai unsur-unsur alam atau aspek-aspek tertentu.

Beberapa belahan di dunia ini di masanya terdapat masyarakat yang meyakini adanya dewa-dewi, baik dalam wujud manusia, hewan maupun lainnya.

Bangsa Kelt misalnya, juga meninggalkan sisa-sisa mitologi mereka dalam bentuk tulisan maupun temuan arkeologi.

Seperti halnya suku-suku Eropa Zaman Besi lainnya, bangsa Kelt awal memiliki struktur keagamaan dan mitologi, umpamanya dewa-dewi mereka ini. 

Mitologi bangsa Kelt yang dijajah oleh Romawi (seperti Galia dan Keltiberia), tidak mampu bertahan di Kekaisaran Romawi akibat penyebaran agama Kristen. 

Meski demikian, banyak sumber-sumber Romawi dan Kristen kontemporer menjadi sumber sejarah yang mencatat keberadaan mitologi Kelt. 

Dewa dan dewi Romawi-Kelt, melansir Wikibooks, terdapat di Galia (Prancis, Belgia, Alpen dan Italia Utara) serta di daerah-daerah lain di Eropa Kontinental (Spanyol, Swiss, Austria dan lainnya).

Sumber tertulis untuk dewa-dewi ini, terutama dari periode Yunani dan Romawi. Sumber-sumber tersebut ditulis sekitar abad ke-4 Sebelum Masehi (SM) sampai abad ke-2 Masehi.

Bukti lainnya mengenai dewa-dewi ini berasal dari arkeologi. Temuan arkeologi yang utama berupa pedang dan senjata-senjata lainnya, seperti piala dan kuali, pin, koin dan lain-lain. Beberapa bukti yang lebih menarik adalah patung dewa dan dewi.

Ketika Julius Caesar menaklukan Galia, dia mengamati agama Galia, dan memberi dewa-dewi Galia nama-nama Romawi, dan bukannya nama-nama asli Galia. 

Caesar memberi nama-nama semacam Merkurius, Mars, Apollo, Yupiter, Minerva dan Dis Pater kepada dewa-dewi Galia.

Ketika Republik Romawi menaklukkan Galia, daerah Rhine dan Britania, mereka tidak hanya menyebarkan kebudayaan dan agama Romawi. 

Banyak warga kekaisaran, yang berlatar belakang, baik Romawi maupun bukan Romawi, yang mengadopsi atau tetap menyembah dewa-dewi Kelt.

Baru pada periode Kekaisaran Romawi, muncul nama-nama lainnya untuk dewa-dewi ini, yang ditemukan pada patung dan monumen dan inskripsi. Akan tetapi nama-nama itu adalah nama-nama Romawi-Kelt dan ditulis dengan huruf Latin. 

Bangsa Kelt tidak memiliki bahasa tertulis tersendiri. Bahkan, dengan nama-nama Galia, para penulis Romawi masih menyamakan mereka dengan nama-nama dewa Romawi.

Banyak dewa-dewi Galia yang tidak disembah oleh keseluruhan orang Galia dan hanya disembah di daerah tertentu oleh suku Galia tertentu. 

Beberapa dewa-dewi Galia disembah secara lebih luas dibanding beberapa lainnya, dan banyak pula dewa-dewi yang disembah di tempat lain dengan nama yang berbeda.

Bangsa Kelt baru memiliki sistem tulisan setelah abad ke-3 Masehi. Karena itu, nama-nama dewa-dewi Galia yang sekarang kita ketahui, berasal dari bahasa Latin atau Yunani.

Salah satu dewa Galia yang terkenal akan kekuatannya adalah Ogmios. Bangsa Romawi menghubungkan Ogmios dengan Herkules. 

Oleh karena itu, oleh orang Romawi, Ogmios digambarkan memakai kulit singa dan membawa pentung serta panah.

Ogmios juga ditampilkan sebagai pria tua yang diikuti oleh rombongan orang dengan telinga mereka terikat dengan mulutnya melalui rantai emas. 

Ini menunjukkan bahwa dia adalah dewa kefasihan berbiara, sehingga dia dapat membuat orang-orang terpikat dengan omongannya.

Ogmios juga disamakan dengan dewa Ogma (Oghma) dari Irlandia. Ogma adalah putra dewi Danu atau Dagda. Dia juga adalah dewa pidato dan puisi. (*) 

Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

Siapapun boleh berkomentar, tetapi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Biasakan berkomentar dengan nama yang jelas. Berkomentar dengan UNKNOWN atau SPAM akan dihapus. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab individu komentator seperti yang diatur dalam UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) maupun perundang-undangan yang berlaku.

Back to Top